Mencuri Raden Saleh digembar-gemborkan sebagai film heist pertama Indonesia dan wajib banget ditonton di bioskop. Daripada menuduh mereka itu buzzer, aku memilih untuk menontonnya sendiri.
Tapi sebelum masuk lebih jauh, kamu perlu tahu kalau aku kurang suka film Indonesia. Alasannya nggak perlu dijelaskan di sini. Yang jelas, aku nggak punya cukup referensi untuk menulis review. Satu-satunya film yang melekat di kepalaku adalah Petualangan Sherina (2000). Lainnya? Ya anggap aja kurang memorable.
Mencuri Raden Saleh bercerita tentang Piko (Iqbaal Ramadhan) yang terlibat pemalsuan lukisan.
Saking miripnya, dia diminta sekalian untuk menukar lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh yang asli dengan yang palsu. Bayangin aja, Piko ini cuma mahasiswa yang mencari proyek sampingan. Tapi karena iming-iming Rp 17 miliar dan ancaman akan keselamatan sang ayah di penjara, Piko menyetujuinya.
Dibantu oleh sahabatnya, Ucup (Angga Yunanda), sebagai hacker, pacarnya, Sarah (Aghniny Haque), yang punya kemampuan bela diri, Gofar (Umay Shahab) dan Tuktuk (Ari Irham) sebagai driver dan mekanik, serta Fella (Rachel Amanda), si tajir yang suka tantangan dan punya koneksi sana-sini, Piko menukar lukisannya.
Aku nggak tahu apakah benar Mencuri Raden Saleh adalah film heist pertama Indonesia. Yang jelas, film garapan Angga Dwimas Sasongko ini nggak mengecewakan. Alurnya enak, latar belakang ceritanya clear, dan akting pemainnya yang masih muda juga oke. Selain itu, pengetahuan kita tentang mahakarya Raden Saleh ikut bertambah. By the way, yang melukis replika untuk filmnya siapa sih? Keren banget lho.
Meski banyak yang menggunakan istilah heist movie, jangan terpancing membayangkan Mencuri Raden Saleh seperti serial TV Money Heist ya. Piko dan kawan-kawan ini cuma sekumpulan bocah yang kepepet butuh uang. Meski sudah bikin rencana matang, wajar kalau mereka dibuat jatuh-bangun. Dan aku sangat suka itu. Lebih make sense aja.
Tapi yang agak mengganggu adalah cara Piko memakai “saya” saat ngobrol dengan bapaknya. Di sini aja udah jarang yang pakai, masa di ibukota masih ada? Mungkin yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya bisa sharing di kolom komentar.
At the end of the day, Piko, Ucup, Sarah, Gofar, Tuktuk, dan Fella tetaplah pencuri, kriminal, buronan, apapun alasan di balik aksi mereka.
Seru ya nonton film Indonesia yang karakter utamanya bukan model citizen. Adengan Piko dan Sarah dikejar polisi pun cukup membantu penonton yang mungkin mulai bosan. Iqbaal loncat sejauh itu tuh gimana proses syutingnya?
Di akhir film, Angga seperti memberi clue kalau Mencuri Raden Saleh bisa dilanjutkan ke film kedua. Kalau beneran ada, aku bakal nonton nggak ya? Kayaknya sih nggak.
Lho, kenapa? Meski Mencuri Raden Saleh nggak mengecewakan, aku merasa durasi film ini terlalu panjang. Seandainya dimampatkan, mungkin bakal lebih engaging, lebih bikin dag-dig-dug, pokoknya lebih terasa emosinya gitu. Membuat film dengan durasi 2,5 jam memang nggak gampang. Kalau nggak nonton di bioskop, mungkin aku akan sering nge-pause, ke-distract hal lain, terus lupa mau nonton lagi.
Meski begitu, aku akan tetap merekomendasikan Mencuri Raden Saleh untuk ditonton.
High praises dari orang-orang di Twitter itu ternyata bukan “bayaran” kok. It’s worth watching. Film ini punya plot twist yang bikin semakin sayang untuk dilewatkan dan penasaran dengan hubungan Piko dan sang ayahnya. Aku juga penasaran dengan nasib Ucup dan kenapa hanya dia yang identitasnya diketahui? Weleh, harus nonton Mencuri Raden Saleh 2 sih kalau gini ha ha ha.
DATA FILM
Sutradara: Angga Dwimas Sasongko | Produser: Christian Imanuell | Penulis: Angga Dwimas Sasongko, Husein M. Atmodjo | Pemeran: Iqbaal Ramadhan, Angga Yunanda, Rachel Amanda, Umay Shahab, Aghniny Haque, Ari Irham | Penata Musik: Abel Huray | Sinematografer: Bagoes Tresna Aji | Penyunting: Hendra Adhi Susanto | Produksi: Visinema Pictures, Jagartha, Bibli, Astro Shaw | Tanggal Rilis: 25 Agustus 2022 | Durasi: 154 menit | Anggaran: Rp 20 miliar